Sumber gambar hipwee.com
Di awal menjalin rumah tangga banyak pasangan yang hidup dengan susah, tapi percayalah dibalik kesusahan itu Allah menguji pasangan dalam keutuhan kasih sayang
Tidak ada yang lebih sempurna di bandingkan dzat yang maha segalanya di dunia dan akhirat kecuali allah swt.
Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Semua orang tentu menghendaki kesuksesan dan kebahagiaan hidup rumah tangga.
Tetapi kenyataannya tidak semua dari kita berhasil meraihnya. Kadang, seorang istri harus menerima kenyataan bahwa ia telah menikah dengan seorang pria yang jauh dari harapan.
Sangat berbeda dengan sosok suami yang dulu ia harapkan. Ataupun sebaliknya.
Sebagian dari kita harus menerima kenyataan pahit setelah menikah hidup malah bertambah susah, mulai dari kebutuhan bersama hingga munculnya masalah dengan pasangan.
Namun, sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa segala apa yang terjadi atas diri kita dalah ketetapan takdir Allah.
Hadits berikut ini bisa menjadi pegangan untuk kita agar tetap bertawakal dikala banyak masalah yang datang dengan pasangan.
“عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ اللهَ لَمْ يَقْضِ قَضَاءً، إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ”
“Alangkah menakjubkannya kondisi seorang mukmin. Sungguh Allah tidaklah menakdirkan sesuatu, melainkan hal itu baik untuknya”. HR. Ahmad dari Anas bin Malik radhiyallahua’nhu dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albany.
Dibalik permasalahan yang hadir didalam rumah tangga yang masih baru dibangun, ternyata banyak hikmah yang bisa diambil untuk dijadikan sebuah pelajaran seperti yang dikutip dari tunasilmu.com.
Adakalanya hal itu merupakan peringatan dari Allah atas maksiat yang kita lakukan.
Allah ta’ala berfirman,وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Musibah tersebut bisa jadi menimpa kita atau orang-orang terdekat kita. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ulama salaf, “Sungguh aku bisa merasakan akibat perbuatan maksiat, dari perilaku istri dan hewan tungganganku”.
Sumber gambar www.facebook.com/orangtuateladan
Adakalanya hal itu menjadi kesempatan untuk menambah timbangan pahala.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,“مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ“
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, niscaya Allah akan menimpakan musibah (sebagai ujian) untuknya”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu.
Kadangkala seorang wanita telah berusaha untuk menjadi istri yang salihah dan ia telah mengerahkan segala kemampuannya untuk menjadi sosok istri idaman. Namun ternyata ia dapati suaminya tidak seperti yang diharapkan. Ia tidak memberikan tanggapan yang positif dan tidak memiliki itikad baik dalam mempergauli istrinya. Apabila menghadapi kondisi seperti ini, hendaknya kita sadar bahwa kita sedang diuji Allah. (Baca: QS. Al-Furqan: 20).
Baca Juga : 3 Pokok Penyebab Kematian Su'ul Khatimah
Adakalanya dibalik kesusahan ada kemudahan
Semua akan datang silih berganti. Maka tidak semestinya seorang mukmin merasa putus asa ketika kesulitan menerpa, karena setelah itu kemudahan pasti akan menggantikannya. Bukankah Alloh subhanahu wata’ala telah berfirman:فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً . إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
(QS. Asy-Syarh: 5-6)
Oleh karena itu, seorang mukmin tidak boleh berputus asa ketika ditimpa kesulitan. Karena kemudahan pasti akan datang setelahnya, dengan jumlah yang lebih banyak daripada kesulitan yang dialaminya.
Orang yang cerdas, lagi pintar, akan merubah kerugian-kerugiannya kepada keberuntungan-keberuntungan. Lihatlah betapa Rosululloh n diusir dari kampung kelahirannya Mekkah.
Apakah beliau bersikap pesimis dan patah semangat? Tidak! bukan! Beliau hijrah ke Medinah dan mencari penghidupan baru disana, berkarya, bekerja dan berdakwah, sehingga jadilah beliau maju dan dapat membangun Medinah menjadi manusia-manusia bertaqwa.
No comments:
Post a Comment