Hasilnya Luar Biasa, Sudah Pernah Lakukan 4 Ritual Penting Untuk Menidurkan Bayi

Hasilnya Luar Biasa, Sudah Pernah Lakukan 4 Ritual Penting Untuk Menidurkan Bayi


Sumber gambar suara.com

Banyak ibu yang tidak mengerti hal-hal seperti ini.

Sehingga banyak yang merasa kebinggungan dan kewalahan menghadapi anaknya sendiri.


Menjadi ibu adalah sebuah kebanggan yang luar biasa bagi seorang wanita.

Memandikan, menyuapi makanan, menyusui mengajaknya bermain adalah pengalaman yang sangat luar biasa, dimana seorang ibu bisa bercengkrama dengan buah hatinya.

Dari banyaknya kegiatan yang anda lakukan terkadang anda kebinggungan bagaimana mengajarkan bayi anda untuk tidur yang baik.

Pasti anda merasa heran, bukankah semua orang bisa tidur begitu saja tanpa harus belajar apalagi mengajarkan kepada anak.

Seperti yang dilansir dari Mindbodygreen, American Academy of Pediatrics menyarankan kepada setiap orangtua untuk membuat rutinitas yang santai untuk bayi dan anak-anak untuk memberi sinyal waktu tidur dan bersantai dengan anak anda.

1. Memilih dan Menentukan Waktu Tidur

Sebelum menerapkan rutinitas tidur, pastikan untuk memilih waktu tidur yang cocok untuk Anda dan jadwal pasangan Anda. Dengan memulai rutinitas setiap malam pada waktu yang hampir bersamaan, Anda akan membantu menetapkan waktu tidur sebagai kebiasaan dan membantu menandai awal waktu tidur.

2. Aktivitas transisi

Mulailah rutinitas tidur Anda dengan aktivitas transisi yang memungkinkan si kecil tahu waktu bermain berakhir dan saatnya untuk bersantai. Ini bisa berupa membaca buku, menyanyikan lagu, atau kegiatan santai lainnya.

3. Pijat menenangkan

Anda bisa menenangkan bayi dengan pijatan lembut. Mulailah dengan kaki mereka dan perlahan-lahan naik ke atas, menggunakan sapuan lembut. Tingkatkan durasi pijat setiap malam sampai Anda mencapai 5-10 menit. Sempurnakan efek menenangkan dari pijatan ini dengan memasangkannya dengan musik yang lembut.

4. Saatnya tidur

Pada langkah terakhir, saatnya untuk meletakkan bayi Anda ke tempat tidur. Dia akan tertidur bahkan sebelum anda meletakkannya di tempat tidur mereka di malam hari.

Menerapkan jam istirahat yang sama setiap malam penting untuk menjaga ritme sirkadian untuk berfungsi dengan baik, sehingga tubuh dan otak akan menjadi lebih sehat.

Semoga bermanfaat.

Suami Harus Tahu! Meski Dianggap Sepele, Ini 5 Dosa Besar Suami Kepada Istri

Suami Harus Tahu! Meski Dianggap Sepele, Ini 5 Dosa Besar Suami Kepada Istri


Gambar ilustrasi diolah dari webmuslimah.com

Jangan sampai jatuh dalam dosa besar hanya gara-gara hal yang dianggap sepele.

Sebab dosa-dosa terhadap pasangan, selain merupakan kedurhakaan kepada Allah juga merupakan pengganggu dalam mewujudkan tujuan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

Berikut adalah 5 dosa besar suami kepada istri yang sering tak disadari!

Pernikahan adalah sebuah ikatan suci. Mengikat laki-laki dan wanita menjadi suami istri lengkap dengan hak dan kewajibannya; peluang pahala dan surga.

Namun terkadang sengaja ataupun tidak, suami atau istri terperosok dalam dosa besar tanpa menyadarinya.

Setiap manusia, baik suami atau pun istri, ia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan.

Namun ada kesalahan dan dosa besar suami terhadap istri, hingga membuat istri resah dibandingkan kesalahan lainnya seperti dikutip dari berbagai sumber;

1. Berburuk sangka kepada istri

Berburuk sangka (su’udhan) merupakan hal yang diharamkan Islam. Meskipun buruk sangka adalah amalan hati, namun ia bisa mempengaruhi ucapan dan perbuatan sehingga istri resah karena ia selalu dicurigai dan dianggap bersalah.

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal amanah keuangan. Ketika ada uang berkurang, suami langsung berburuk sangka dan menuduh istrinya.

Padahal uang tersebut telah habis digunakannya sendiri. Atau ketika ada uang hilang bahkan luap menaruh, ia segera berburuk sangka dan menuduh istrinya telah mengambil uang tersebut.

2. Meragukan kesetiaan istri

Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal cinta dan kesetiaan. Ia selalu curiga ketika ada telpon untuk istrinya, ada SMS masuk, atau ada tanda WA masuk.

Saat istrinya tidur, ia membuka semua SMS, WA dan BBM yang masuk. Setiap ada telepon, ia menguping suara siapa di sana; laki-laki atau perempuan.

Yang lebih parah, ketika suami berburuk sangka kepada istrinya soal kehormatan. Ia takut istrinya selingkuh, padahal ia tahu istrinya seorang yang shalihah.

Menuduh selingkuh atau berzina adalah termasuk dalam dosa-dosa besar yang membinasakan , terlebih jika tuduhan itu kepada wanita sholihah.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ الهِl وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِالهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ الهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ

“ ‘Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membinasakan.’ Para sahabatpun bertanya: ‘Apakah tujuh hal itu wahai Rosululloh?’

Beliau menjawab : ‘Menyekutukan Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Alloh kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan perang, menuduh zina terhadap wanita suci yang sudah menikah’.” [Muttafaqun ‘Alaihi]

3. Malas mencari nafkah dan juga pelit

Antara kewajiban suami terhadap istri adalah memberikan nafkah. Di antaranya adalah nafkah materi berupa tempat tinggal, pakaian dan makanan.

وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Mereka (istri-istri itu) berhak mendapatkan nafkah dan pakaian yang layak, yang menjadi tanggung jawab kalian (para suami)” (HR. Muslim)

Dosa suami yang meresahkan istri, di antaranya adalah, ketika suami malas mencari nafkah.

Begitu juga dengan suami yang pelit memberi nafkah.

Ibnu Qudamah menegaskan, “Memberikan nafkah kepada istri hukumnya wajib sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 7.

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Sedangkan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya…” (QS. Ath Talaq: 7)

4. Tidak memberikan nafkah biologis kepada istri

Meski istri tak pernah meminta, suami tidak boleh membiarkan istri (tidak memberi nafkah batin) tanpa adanya udzur syar’i.

Allah berfirman : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf…” (AQ S Al Baqarah 228).

Sesibuk apa pun si suami baik dalam beribadah, bekerja, atau yang lainnya tidak boleh menyebabkan ia lalai dalam melayani istrinya.

5. Mengkhianati cinta istri

Menikah adalah sebuah komitmen suci untuk hidup bersama dan saling setia.

Namun kita lihat akhir-akhir ini, berita tentang kasus pengkhianatan cinta semakin banyak.

Mulai selingkuh, berzina, hingga yang terselubung dalam bentuk pacaran dengan wanita yang tidak halal baginya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).

Baca Juga:

Melakukan perselingkuhan sama artinya dengan melakukan pengkhianatan. Kendati perselingkuhan yang dilakukan hanya sebatas ketidaksetiaan emosional, berhati-hatilah terhadap salah satu bentuk zina karena dengan perbuatan tersebut pelakunya bisa juga melakukan zina hati.

Padahal, mendekati zina saja sudah tidak boleh, apalagi melakukannya. Terlebih lagi jika perselingkuhannya menghantarkan kepada sebenar-benarnya zina (zina kemaluan).

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا العَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ المَنْطِقُ، والقلب تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah menetapkan bagian zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, para suami yang melakukan perbuatan ini menganggapnya hanyalah perbuatan sepele dan main-main saja. Setelah ketauan, mereka minta maaf dan masalahpun selesai.

Astagfirullah...

Semoga para sumai sadar dan tak lagi melakukan perbuatan yang bisa menyakiti hati istri dan mendatangkan murka Allah SWT.

Demikian, Wallahu A'lam.

Orang Tua Harus Lebih Aktif, Ini Akibat Pergaulan Bebas yang Sering Melanda Remaja

Orang Tua Harus Lebih Aktif, Ini Akibat Pergaulan Bebas yang Sering Melanda Remaja


pergaulan bebas via balubu.com

Pergaulan bebas bukan hanya menjurus kepada perbuatan zina, tetapi pasti hal-hal yang bersifat bebas, melanggar norma hukum, norma adat, dan syariat agama. 

Seperti tawuran, narkoba, merusak fasilitas umum, mencuri dan masih banyak lagi.

Anak akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas jika orang tua tidak berperan aktif dalam mendidik anak, jangan hanya dipasrahkan ke guru di sekolah dan guru ngajinya saja.

Pergaulan bebas adalah  salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas kewajiban, tuntutan,aturan, syarat,dan perasaan malu. Pengertian pergaulan bebas di ambil dari kata Pergaulan  yang artinya proses interaksi antar individu atau individu dengan kelompok, sedang kata Bebas yang artinya terlepas dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama, dan pancasila.

Yuk kita membahas selengkapnya tentang pergaulan bebas ynag membahayakan ini.

Apa penyebab terjadinya pergaulan bebas ?

Faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu:


  • Rendahnya taraf pendidikan keluarga, seperti keluarga yang mengizinkan sang anak berpacaran tanpa ada pengawasan yang menyebabkan anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
  • Orang tua yang kurang memperhatikan pergaulan anak, orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak tidak bisa diperhatikan dengan maksimal.
  • Kurang berhati-hati dalam berteman, contohnya teman menuntun kita kearah yang negative, terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik.
  • Keadaan ekonomi keluarga, contohnya anak yang putus sekolah karena ekonomi keluarga yang rendah membuat perilaku sang anak  menjadi tambah parah.


Itulah apa penyebab terjadinya pergaulan bebas yang terjadi pada remaja. Selanjutnya apa saja bentuk pergaulan bebas itu ? Berikut ulasannya.

Apa saja bentuk pergaulan bebas ?

contoh pergaulan bebas via tiarapujilestari22.blogspot.com

Pergaulan bebas pun kian hari semakin dianggap lumrah dan trend, sebab didasari kurangnya ilmu agama dan moral yang diajarkan kepada generasi mudanya. Beberapa contoh nyata dan bentuk
pergaulan bebas saat ini antara lain :

1.    Pacaran.
2.    Seks atau sekedar saling pegang bagian tubuh antar pasangan Pra Nikah.
3.    Pemakaian Obat – obatan terlarang.
4.    Meminum Khamr.
5.    Berbaurnya orang – orang yang non mahrom dan tidak menutup aurat menjadi satu tempat.
6.    Berteman dengan orang yang membawa kemudharatan.
7.    Tawuran antar kelompok.
8.    Clubbing atau pergi ke diskotik dan tempat sejenisnya

Itulah apa saja bentuk pergaulan bebas yang terjadipad remaja zaman sekarang.

Tahukan kamu apa saja bahaya pergaulan bebas serta apa saja akibat pergaulan bebas yang terjadi pada remaja ? Berikut ulasannya.

Apa saja akibat pergaulan bebas ?

Tahu kah kamu kalau pergaulan bebas itu berbahaya dan dapat menimbulkan akibat yang ditak baik. apa saja bahaya pergaulan bebas ya ? Simak berikut ini.

1. Terserang Penyakit HIV / AIDS
Itu dikarenakan melakukan hubungan gonta ganti pasangan yang tidak menggunakan alat pengaman (kondom), sebagai akibat rasa ingin tahu atau mungkin masalah ekonomi

2. Hamil di Luar Nikah
Dikarenakan kurang pengetahuan masalah seksologi para remaja melakukan tanpa memikirkan resiko yang terjadi hanya untuk mencari tahu bagaimana rasanya berhubungan badan yang di akibatkan menonton film biru

3. Ketergantungan Obat
Indonesia sekarang semakin buruk, karena banyak kasus obat obatan terlarang yang menjadikan berita di televisi. Bila kita sudah terkontaminasi dengan obat tersebut, kita akan susah lepas dengan obat tersebut sehingga meninggalkan keteergantungan bagi kita.

4. Aborsi
Diakibatkan sering melakukan hubungan badan akan berakibat kita hamil di luar nikah. Bila itu terjadi pasti akan membuat remaja bingung, karena belum waktunya untuk menikah dan jeleknya kejadian itu tidak diketahui oleh orang tua, sehingga jalan terbaik adalah melakukan aborsi untuk menutupi mata pada orang tua dan masyarakat.

5. Tawuran Remaja
Mungkin kita tiap hari melihat di televisi tentang berita tawuran antar pelajar yang meresahkan masyarakat. Sampai diadakan sweeping oleh pihak kepolisian kepada pelajar. Semua itu akibat pergaulan bebas yang membuat emosi tinggi dan berakibat pada tawuran.

Itulah apa saja akibat pergaulan bebas yang begitu berbahaya bagi remaja.Tahu nggak, kalau pergaulan bebas lebih banyak menyerang di kalangan remaja.

Kenapa pergaulan bebas sering terjadi di kalangan remaja ? 

Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkanperilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas.

Berikut ini penyebab maraknya pergaulan bebas remaja :
  • Sikap mental ynag tidak sehat
  • Pelampiasan rasa kecewa
  • Kegagalan remaja menyerap norma dan pendidikan agama
  • Teman dan Komunitas Tempat Tinggal yang Kurang Baik


Itulah penyebab kenapa pergaulan bebas sering terjadi di kalangan remaja karena kurangnya pendidikan. Selanjutnya yuk, kita bahas pergaulan bebas dan cara menghindarinya seperti apa. Simak ya!

Pergaulan bebas dan cara menghindarinya

Cara menghindari pergaulan bebas dengan benar dapat dilakukan melalu suatu proses sejak seseorang berusia dini.

1. Memperkuat Pendidikan Agama
Anak yang mempunyai dasar pendidikan agama serta moral yang kokoh tidak akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, karena ia tahu dan bisa membedakan hal yang benar dan salah.

2. Membentuk Karakter yang Positif
Pembentukan 4 karakter manusia sejak kecil sangat diperlukan agar ia dapat menjadi pribadi yang kuat dan berpendirian kokoh, sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan dirinya. Teguh berpegang pada prindip hidup merupakan salah satu cara untuk menghindari pergaulan bebas.

3. Memilih Teman 
Pemilihan teman yang kurang sesuai akan mempermudah seseorang terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas. Karena itulah penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan .

4. Mempererat Hubungan Orangtua dan Anak
Hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung akan memberikan pengawasan yang lebih baik kepada anak. Jika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka akan dapat langsung bertanya mengenai berbagai macam persoalan bahkan yang dianggap sensitif dan tabu seperti seks bukannya mencari informasi yang bisa jadi menyesatkan pada pihak lain.

5. Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak dan Remaja
Keingin tahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang benar, sehingga mereka terkadang akan mencari tahu melalui jalan yang salah. Informasi yang berkaitan dengan seksualitas sepatutnya didapatkan anak sejak dini, tentu saja disesuaikan dengan bahasa yang cocok dengan usia anak. Dengan demikian mereka juga dapat mengetahui bahaya dan akibat dari pergaulan bebas.

6. Menghindari Lingkungan yang Tidak Kondusif
Setelah keluarga, tempat anak bersosialisasi adalah lingkungan. Jika anak berada pada lingkungan yang positif, yaitu yang memegang teguh  maka ia juga akan mencontoh hal yang positif tersebut dan sebaliknya. Apabila anak berada pada lingkungan yang tidak kondusif maka pengaruh dari lingkungan tersebut bisa membuatnya menjadi berperilaku menyimpang dari norma sosial yang ada.

7. Taat Kepada Hukum
Pergaulan bebas tidak hanya melanggar norma sosial melainkan juga melanggar peraturan dan norma hukum, sebab identik dengan seks bebas, obat – obatan dan minum alkohol. Semua hal tersebut berpotensi membuat seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Cara menghindari pergaulan bebas dan cara menghindari kebiasaan buruk tersebut yaitu dengan membuat anak tahu mengenai hukum yang berlaku dan apa akibatnya jika melanggar.

8. Menerima Diri Sendiri
Terkadang alasan seseorang memasuki pergaulan bebas adalah untuk diterima oleh lingkungannya. Orang seperti ini biasanya selalu merasa tidak punya cukup kepercayaan diri dan sulit mencari cara agar selalu berpikir positif. Maka ia ingin membuktikan diri dengan menjadi orang yang bebas tanpa terikat pada norma sosial. Agar terhindar dari peragaulan bebas, maka seseorang harus menjadi pribadi yang tahu cara meningkatkan rasa percaya dirinya.

9. Membatasi Pergaulan
Pergaulan bebas bukanlah cara hidup yang baik karena banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan pada seseorang jika menjalaninya. Untuk menghindari pergaulan bebas, ada baiknya jika membatasi pergaulan kepada lingkungan atau teman yang hanya akan memberikan pengaruh positif.

10. Menetapkan Tujuan Hidup
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya akan sangat mudah tersesat. Termasuk terjerumus pada pergaulan bebas. Maka sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui apa tujuan hidupnya dengan tepat, agar dapat memfokuskan diri pada hal yang diperlukan untuk mencapainya dan tidak teralihkan oleh hal – hal yang buruk.

Itulah pergaulan bebas dan cara menghindarinya agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Selanjutnya yuk, kita bahas pergaulan bebas menurut islam itu seperti apa.

Pergaulan bebas menurut islam

Termasuk perkara yang diharamkan dalam Islam karena besarnya kerusakan yang ditimbulkannya adalah pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa ada ikatan yang dibenarkan dalam syariat. Bahkan perbuatan ini merupakan biang segala keburukan dan kerusakan yang terjadi di masyarakat.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam telah mengingatkan besarnya kerusakan dan fitnah yang ditimbulkan oleh perempuan terhadap laki-laki dalam sabda beliau shallallahu ‘alahi wasallam: “Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah (keburukan/kerusakan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi (fitnah) kaum perempuan[HR. Bukhari (no. 4808) dan Muslim (no. 2740)].”

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan hal ini dalam ucapan beliau, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan[Seperti penyakit AIDS dan penyakit-penyakit kelamin berbahaya lainnya, na’uudzu billahi min dzaalik].”

Termasuk penyebab besar (terjadinya bencana) pada negri ini adalah banyaknya terjadi perbuatan zina karena membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki.

Seandainya para pihak yang berwenang mengetahui kerusakan (besar yang ditimbulkan) dari perbuatan ini dalam (urusan) dunia dan masyarakat – belum lagi urusan agama – maka mereka pasti akan melarang dengan sekeras-kerasnya perbuatan tersebut.

(Shahabat yang mulia) Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Jika perbuatan zina telah nampak (tersebar) di suatu negeri maka Allah akan membinasakan negeri tersebut[Kitab Ath-Thuruqul Hukmiyyah, (hal. 407-408)].”

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah lebih menegaskan hal ini dalam ucapan beliau, “Dalil-dali (dari Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam) secara tegas menunjukkan haramnya (laki-laki yang) berduaan dengan perempuan yang tidak halal baginya, (demikian pula diharamkan) memandangnya, dan semua sarana yang menjerumuskan (manusia) ke dalam perkara yang dilarang oleh Allah. Dalil-dalil tersebut sangat banyak dan kuat (semuanya) menegaskan keharaman pergaulan bebas, karena membawa kepada perkara (kerusakan) yang sangat buruk akibatnya… Maka seruan propaganda (yang menyerukan agar) perempuan ikut terjun di tempat-tempat kerja yang khusus bagi laki-laki adalah ajakan yang sangat berbahaya bagi (kebaikan) masyarakat Islam, yang termasuk dampak (negatif) terbesarnya adalah pergaulan bebas yang termasuk sarana terbesar (yang menjerumuskan kepada) perbuatan zina, yang ini (pada gilirannya) akan menghancurkan masyarakat dan merusak nilai-nilai luhur serta budi pekerti baik mereka[Majallatul buhuutsil islaamiyyah (7/343)].”

Itulah pandangan pergaulan bebas menurut islam yang wajib kita hindari.

Selain penjelasan diatas berikut ini ada pergaulan bebas beserta dalilnya dalam islam.

Pergaulan bebas beserta dalilnya

Dalil pertama :
Allah berfirman :

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

“Dan wanita (Zulaiha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya perkata, “Marilah ke sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)

Ayat tersebut menunjukkan tatkala terjadi campur baur antara isteri raja Aziz dengan Yusuf ‘alaihis salam maka Zulaiha menampakkan keinginannya dan minta kepada Yusuf untuk memenuhi hasratnya, tetapi Allah melindunginya dengan rahmat dan penjagaan-Nya sehingga Yusuf selamat, sebagaimana Firman Allah:

فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 34)

Begitu pula bila terjadi campur baur dan pergaulan bebas maka masing-masing melampiaskan keinginan hawa nafsu kepada lawan jenisnya lalu mengerahkan setiap sarana untuk sampai kepada kepuasan hawa nafsunya.

Dalil kedua :
Allah memerintahkan kaum laki-laki dan kaum perempuan untuk menahan pandangan, sebagaimana Firman Allah :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya.” (QS. An-Nuur: 30-31)

Dua ayat di atas mengisyaratkan bahwa Allah memerintahkan laki-laki mukmin dan perempuan mukminah agar menahan pandangannya. Hakikat perintah ini mengandung hukum wajib. Lalu Allah menjelaskan bahwa yang demikian itu lebih suci dan lebih bersih bagi kehidupan mereka.

Maka ajaran Islam tidak mentolerir kecuali pandangan pertama yang tidak disengaja, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak dari Ali radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَا عَلِيُّ، لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّمَا لَكَ اْلأُوْلَي وَلَيْسَتْ لَكَ اْلآخِرَةُ

“Wahai Ali, janganlah kamu meneruskan suatu pandangan kepada pandangan lain, sesungguhnya bagimu hanya pandangan yang pertama dan kamu tidak punya hak untuk pandangan selanjutnya.” (Al-Hakim berkata bahwa hadits ini shahih memenuhi syarat Muslim, dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya)

Allah memerintahkan untuk menahan pandangan karena memandang kepada orang yang diharamkan termasuk bagian dari zina, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

كُتِبَ عَلَى ابْنِيْ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا الَّنَظْرُ وَاْلأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاسْتِمَاعِ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوِيْ وَيَتَمَّنَي وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Setiap anak Adam pasti mendapat bagian dari zina yang tidak terelakkan, kedua mata berzina dan zinanya adalah memandang, kedua telinga berzina dan zinanya adalah mendengar, lisan berzina dan zinanya adalah berbicara, tangan berzina dan zinanya adalah memegang, kaki berzina dan zinanya adalah berjalan dan hati yang menarik dan berangan-angan lalu kemaluan membenarkan atau mendustakan itu.” (Muttafaqun ‘alaih dan lafazh hadits dari riwayat Muslim).

Disebut zina karena laki-laki merasakan nikmatnya memandang keindahan tubuh wanita. Pandangan itu masuk ke dalam hati orang yang memandang sehingga hati seorang laki-laki terpikat dan membayangkannya. Maka timbul keinginan dan berusaha untuk melampiaskan keinginan syahwat kepadanya. Oleh karena itu Allah melarang seorang laki-laki memandang wanita karena hal tersebut menimbulkan bahaya dan kerusakan sebagai dampak pergaulan bebas dan pergaulan bebas dilarang karena menyebabkan terjadinya perbuatan yang tidak terpuji bahkan akan berakhir dengan suatu yang lebih buruk.

Dalil ketiga:
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa wanita adalah aurat yang wajib ditutupi seluruh tubuhnya, sebab membuka sebagian tubuh berarti memberi kesempatan laki-laki untuk memandangnya dan pandangannya akan menimbulkan ketergantungan sehingga berusaha dengan segala macam cara untuk memperoleh apa yang diinginkan.

Dalil keempat :
Allah berfirman:

وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنّ

“Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An-Nuur: 31)

Dalam ayat di atas, Allah melarang wanita untuk memukulkan kakinya meskipun hukum asalnya adalah boleh, karena dikhawatirkan suara gelang kaki akibat hentakan kaki menimbulkan fitnah yang bisa membangkitkan syahwat orang laki-laki begitu juga pergaulan bebas maka kedua perkara tersebut dilarang.

Dalil kelima :
Firman Allah :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُور

“Dan mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir: 19)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan ulama lain menafsiri ayat di atas bahwa seorang laki-laki masuk ke sebuah keluarga yang di antara mereka terdapat perempuan cantik yang lalu lalang di depannya. Tatkala keluarga perempuan memperhatikan sang laki-laki, ia menahan pandangan. Namun tatkala keluarga wanita lalai maka laki-laki tersebut melirik perempuan tersebut. Tatkala keluarganya memperhatikan maka sang laki-laki menahan pandangannya dan setelah lalai iapun memandangnya lagi dan begitulah seterusnya.

Allah menyebut mata yang suka mencuri pandangan yang diharamkan dengan sebutan pandangan khianat, terlebih lagi pergaulan bebas.

Dalil keenam :
Firman Allah :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)

Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan para isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang suci lagi bersih dan baik untuk tetap tinggal di rumah, dan perintah ini umum untuk setiap wanita muslimah. Sudah menjadi ketentuan kaidah usul fikih bahwa hukum umum mencakup seluruh jenisnya kecuali ada dalil yang mengkhususkan, sementara dalam dalil ini tidak ditemukan dalil yang menunjukkan pengkhususan hukum. Bila mereka dilarang untuk keluar rumah kecuali untuk suatu keperluan maka bagaimana dengan ikhtilath atau pergaulan bebas. Apalagi sekarang banyak wanita menjadi rusak dan melepas jilbab dan hilangnya rasa malu serta mengikuti hawa nafsu ber-tabarruj (berhias), pamer perhiasan dan keindahan tubuh di hadapan kaum laki-laki bahkan telanjang di depan mereka. Sangat sedikit kesadaran para wali yang bertanggung jawab terhadap perkara wanita. Wallahu a’lam.

Untuk menghindari pergaulan bebas memang tidak bisa dilakukan hanya dari satu sisi saja, atau dilakukan oleh anak tanpa dukungan orang tua dan lingkungannya. Melainkan diperlukan kepribadian yang kuat yang terbentuk sejak anak masih berusia dini agar ia dapat menentukan sendiri hal yang baik dan buruk. Dasar – dasar nilai moral dan agama yang diletakkan orang tua ketika mendidik anak sangatlah penting untuk menjauhkan anak dari berbagai cara hidup yang salah dan merusak diri sendiri.

Bakal Nyesel Kalau Nggak Tahu! Ini 7 Cara Sederhana Mendidik Anak,  Manfaatnya Luar Biasa

Bakal Nyesel Kalau Nggak Tahu! Ini 7 Cara Sederhana Mendidik Anak, Manfaatnya Luar Biasa


Bunda dan anak (foto: dakwatuna.com)

Anak suka rewel, bandel bahkan susah diatur bikin bunda jadi sters berat?

Tenang saja, dengan cara sederhana ini InsyaAllah bisa menjadi solusi bagi masalah bunda sekalian.

Dan tentunya bakal bermanfaat dunia Akhirat.

Dirangkum dari 7 Rahasia Mendidik Anak dari Ustdz Farid Ahmad, berikut rahasia mudah mendidik anak-anak namun manfaatnya sungguh luar biasa.

1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya.

Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.

2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”.

Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”.

Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”.

Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.

3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka.


Maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.

4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat.

Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.

5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat.

Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka.

Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.

6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV.

Jika ada teman yang menelpon, katakan:

“Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu.

Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.

Baca Juga:

7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.

Doa seorang ibu untuk anaknya adalah doa yang selalu dinanti anak-anaknya dan doa yang mujarab.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadist bahwa, “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR Abu Daud).

Di dalam Al-Quran dan informasi dari hadist banyak dijelaskan mengenai keutamaan orang tua khususnya ibu. Keutamaan-keutamaan inilah yang membuat doa seorang ibu menjadi doa mujarab dan doa yang memiliki keistimewaan.

Itulah 7 cara sederhana yang bisa bunda terapkan dalam mendidik anak-anak, selain mudah tentu saja manfaatnya luar biasa baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Demikian, semoga bermanfaat.

Sepele Sih, Namun Ini 3 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Menurut K.H. Mahfudh Makmun

Sepele Sih, Namun Ini 3 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Menurut K.H. Mahfudh Makmun


Gambar ilustrasi anak-anak (wajibbaca.com)

K.H. Mahfudh Makmun menyoroti banyaknya dijumpai akhlak anak dan remaja yang mengkhawatirkan.

Banyak anak jaman sekarang tidak mendengarkan bila dinasihati dan bahkan berani kepada orang tua.

Menurut beliau, inilah kesalahan orang tua dalam mendidik anak hingga menjadi pribadi yang nakal.

Khatib shalat Idul Adha 1439 Hijriah Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, K.H. Mahfudh Makmun mengingatkan pentingnya mendidik anak agar berbudi pekerti, seperti Ismail yang patuh kepada perintah Allah.

Ibrahim tidak berdoa agar dikaruniai anak yang tampan, pintar, atau kaya, tetapi agar dikaruniai anak yaang saleh karena ketampanan, kepintaran, kekayaan tidak menjamin anak mematuhi perintah Allah,” katanya di Jakarta, Selasa (21/8) lalu.

Ia mengatakan kini banyak dijumpai akhlak anak dan remaja yang mengkhawatirkan serta tidak mendengarkan dan berani kepada orang tua karena kurang mendapat pendidikan agama sejak dini.

Berikut beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anaknya menurut K.H. Mahfudh Makmun, seperti dikutip dari aktual.com;

1. Menyerahkan Pendidikan Anak Sepenuhnya Kepada Pihak Sekolah

Sebagian besar orang tua, kata beliau, menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah.

Padahal, kemampuan sekolah terbatas untuk melaksanakan pendidikan agama kepada murid-muridnya.

Sekolah mampu melaksanakan tugas membagi ilmu dengan baik, tetapi tidak mampu mendewasakan manusia.

“Banyak kita jumpai seorang anak dengan nilai baik di rapor, tetapi akhlak dan tingkah lakunya sehari-hari tidak sesuai dengan nilai tersebut,” kata KH.Mahfudh.

2. Suasana di Rumah yang Diciptakan Orang tua

Menurut Kh. Mahfudh, selain faktor keturunan, suasana di rumah yang diciptakan orang tua juga akan berdampak terhadap tingkah laku anak.

Apabila suasana kurang nyaman, anak dapat mencari kenyamanan di tempat lain yang berpotensi memengaruhi perilakunya.

Cinta kepada anak pun, katanya, sebaiknya tidak dilakukan dengan memaksa anak menjadi seorang yang diinginkan orang tua, tanpa memperhatikan keinginan anak.

"Seorang anak, berapa pun usianya, manusia yang memiliki jiwa, perasaan, dan kepribadian yang mungkin saja berbeda dengan orang tuanya" ucap KH Mahfudh.

3. Tidak Menanamkan Akidah Sebagai Hal Penting

Kh. Mahfudh menekankan, akidah sebagai hal penting ditanamkan dalam diri sendiri dan anak sejak kecil serta terus menerus sepanjang hidup.

Begitulah tiga kesalahan orang tua dalam mendidik anak menurut K.H. Mahfudh Makmun.

Sementara itu, dalam Al-Quran dan As-sunnah telah memberikan panduan yang jelas dalam mendidik anak.

Bahkan, ada keberkahan bagi setiap muslim apabila mengikuti petunjuk Rasullulah.

Lewat Al-quran dan hadist, Rasullulah telah memberikan panduan bagaimana cara mendidik anak dalam islam, sesuai dengan posisi dan tanggung jawab masing masing.

Terdapat hak antara orang-tua terhadap anak maupun anak terhadap orang tuanya.

Dalam mendidik anak secara Islam, orang tua perlu memahami posisi anak dalam keluarga yakni;

  • Anak sebagai amanah bagi kedua orang tuanya
  • Anak sebagai investasi akhirat
  • Anak sebagai penghibur dan perhiasan bagi orang tuanya
  • Anak sebagai ujian bagi kedua orang tuanya

Untuk menghasilkan anak yang Allah ridha akan dirinya sehingga orang tua pun memperoleh keberkahan dari hadirnya sang anak ditengah keluarga, cara mendidik anak menurut Islam perlu merujuk pada pesan pesan Rasullulah dimulai dengan;

1. Mengisi Anak dengan Iman

Mengenalkan dan mendidik anak tentang Tauhid lebih didahulukan dari pada mengenalkannya pada Al-quran dan As-sunnah.

Mengisi iman lebih dahulu adalah pondasi awal sebagaimana Rasullulah mengisi Iman kedalam dada dada para sahabat yang tidak lain adalah generasi terbaik dari semua generasi yang ada.

Apabila Iman telah diisi maka setiap dibacakan Al-quran dan As-sunnah maka akan semakin tebal Imannya.

Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.

Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)

2. Mendidik Anak Tentang Sholat

Dalam kitab Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menerangkan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak tentang salat. Dimulai dengan :

  • Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana bagian kanan dan kirinya. Lalu ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya salat.
  • Pada usia 7 tahun mulai biasakan ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya dan minta padanya untuk melakukan salat.
  • Tata cara berwudhu secara penuh mulai diajarkan pada usia 9 tahun. Kewajiban untuk melakukan salat serta pemberian hukuman bila meninggalkannya sudah dapat di terapkan pada usia ini. Karena pada usia ini anak biasanya sudah pandai memahami akan urutan, aturan dan tata tertib.

Baca Juga:

Beberapa riwayat menjelaskan perlu ketegasan dalam mendidik anak seperti beberapa hadist berikut ini;

وعن ابن عباس مرفوعا :

“علقوا السوط حيث يراه أهل البيت فإنه لهم أدب “

Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda, “Gantungkan cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh para penghuni rumah karena itu bermanfaat untuk mendidik mereka” [Silsilah Shahihah no 1447].

وقال المناوي أيضا: أي هو باعث لهم على التأدب والتخلق بالأخلاق الفاضلة والمزايا الكاملة التي أكثر النفوس الفاظة تتحمل فيها المشاق الشديدة لما له من الشرف ولما به من الفخار.))

Al Munawi juga mengatakan, “Maksud hadits, keberadaan cambuk itu akan mendorong anak-anak untuk bersikap sopan dan berakhlak dengan akhlak mulia dan pekerti yang utama, hal yang banyak jiwa bersabar untuk menanggung kesulitan agar bisa memilikinya adalah di dalamnya terdapat kemuliaan dan suatu yang membanggakan”.

3. Perkenalkan Ibadah-Ibadah dan Amalan Lainnya Serta Menerapkannya

Saat anak sudah mendekati usia baligh, maka orang tua perlu mengenalkannya pada shaum (menahan hawa nafsu / puasa lahir dan batin) serta mewajibkan salat.

Selain dari itu juga ditekankan untuk mencari ilmu agama, menghafal Al-Qur’an yang apabila tidak mampu maka perintahkan padanya untuk mencatat.

Namun, jangan buat anak Anda menjadi Gila!!!

Ia, dengan menyuruhnya untuk belajar agama Islam namun menerapkan aturan yang bertentangan dengan aturan Allah maka dapat mengakibatkan kerusakan psikologis pada Anak.

Oleh karna itu selain mendidik anak secara islam dituntut juga untuk menerapkan jalan hidup yang mengacu pada aturan Islam sebagai ketentuan tertinggi dalam berkeluarga.

Demikian, Wallahu A'lam.

Ucapkan 9 Kalimat ini Ke Anak Setiap Hari, Anda Akan Kaget Melihat Perubahan Sikap Mereka!

Ucapkan 9 Kalimat ini Ke Anak Setiap Hari, Anda Akan Kaget Melihat Perubahan Sikap Mereka!


Gambar ilustrasi dilansir dari ruangmuslimah.com

Bukan mitos, namu ini adalah sebuah fakta...

Ucapan orang tua terhadap anak-anaknya setiap hari dapat berpengaruh kepada kondisi psikologis mereka.

Berikut adalah 9 ucapan sederhana, namun sangat luar biasa efeknya bagi tumbuh kembang buah hati!

Dengan menjaga intonasi dan kata-kata yang tepat ketika bicara dengan si buah hati, maka  mereka akan memiliki hati dan jiwa yang bahagia dan positif, seperti dikutip dari Powerofpositivity.com.

Berikut 9 kalimat yang sebaiknya orang tua katakan kepada anak-anaknya setiap hari;

1. "Ayah/ibu sayang kepadamu." 

Kalimat ini wajib diucapkan setiap hari, bahkan boleh berkali-kali.

Dengan kalimat tersebut, anak-anak akan merasa dianggap dan disayangi oleh orangtuanya.

2. "Ayah/ibu lebih suka jika kamu melakukan..." 

Menyampaikan aspek positif dari perilaku lebih dianjurkan daripada aspek negatif.

Hal ini akan memotifasi anak-anak ketika melakukan sesuatu yang baik.

3. "Kamu membuat ayah/ibu bahagia." 

Kalimat sederhana yang membuat anak-anak merasa lebih berharga.

4. "ayah/ibu bangga padamu."

Kalimat ini membuat anak-anak merasa bahwa kerja keras mereka dihargai oleh orang tua.

5. "Kamu istimewa."

Anak perlu merasa bahwa dirinya istimewa dengan segala keunikannya.

6. "Ayah/ibu percaya kepadamu."

Membangun rasa percaya dengan anak-anak akan mendorong mereka menjadi pribadi yang jujur.

Baca Juga:

7. "Ayah/ibu yakin kepadamu."

Kalimat ini membangun rasa percaya diri dan membuat anak-anak merasa berharga.

8. "Ayah/ibu percaya kamu bisa."

Sampaikan kepada anak-anak bahwa Anda sebagai orang tua percaya akan kemampuan mereka melakukan sesuatu dan agar tidak mudah menyerah.

9. "Ayah/ibu bersyukur karena kamu ada."

Kalimat spesifik yang ampuh untuk membuat anak-anak merasa istimewa dan dihargai oleh orang tua.

Itulah 9 kata-kata biasa namun berdampak luar biasa bagi psikologis anak-anak Anda.

Mulai sekarang Ayah maupun Bunda jangan ragu-ragu untuk mengatakannya. Dan yang terahir, silahkan lihat hasil perubahan sikap mereka.

Demikian, semoga bermanfaat.

Anakku yang Tak Sempat Terlahir Didunia

Anakku yang Tak Sempat Terlahir Didunia


Gambar ilustrasi dilansir dari Mommyasia.com

Perasaan sedih pasti...

Bahkan penyesalan yang mendalam dirasakan oleh seorang ibu jika ia mengalami keguguran kandungannya.

Sudah lama menanti, ternya buah hati tak ditakdirkan terlahir kedunia.

Namun Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bisa jadi ini hiburan yang diberika untuk kita!

Kita hanya perlu yakin, dibalik musibah pasti ada sebuah berkah yang diberikan Allah SWT.

Pahala atas kesabaran, atas setiap musibah yang menimpa.

Begitu juga dengan kelahiran sang anak yang tak sempat menikmati indahnya dunia dan belaian kasih sayang kita sebagai orang tua.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

والذي نفسي بيده إن السقط ليجر أمه بسرره إلى الجنة إذا احتسبته

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan bersama ari-arinya (سرره) apabila ibunya mengharap pahala dari Allah (dengan musibah tersebut) (HR. Ibnu Majah no. 1690).

Hadist ini masih diperselisihkan ulama mengenai keshahihahnya.

Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ahkaamul Janaa’iz, dihasankan oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib 3/57.

Di dhaifkan oleh An-Nawawi dalam Al-Khulashah2/1066, Al-‘Iraqi dalam Mugnil Asfaar 1/373 dan Al-Bushari dalam Mishbahuz zujajah, seperti dikutip dari islamafiyah.com.

Meskipun Imam An-Nawawi rahimahullah mendhaifkan hadits ini, akan tetapi beliau menyetujui maknanya, beliau berkata,

موتُ الواحدِ من الأولادِ حجابٌ منَ النار ، وكذا السقطُ

Kematian salah seroang dari anak adalah penghalang dari api neraka demikianpula janin yang keguguran

Syaikh Shalih Al-Munajjid berkata,

وقد نص بعض العلماء على أن السقط يشفع في أبويه يوم القيامة

Sebagian ulama menegaskan bahwa janin yang keguguran akan memberikan syafa’at kepada kedua orang tuanya di hari kiamat”.

Baca Juga: Melahirkan Dengan Operasi Caesar Sama Dengan Tidak Melahirkan?


Allah maha tahu apa yang terbaik bagi hambaNya.

Semoga dengan datangnya musibah, kita senantiasa semakin mendekat padaNya.

Dan semoga atas kesabaran tersebut, Allah memberikan pahala surga untuk kita. Aamiin...

Wallahu A'lam.

Pola Asuh Orang Tua "Lebay", Ini 6 Dampak Negatifnya Pada Anak

Pola Asuh Orang Tua "Lebay", Ini 6 Dampak Negatifnya Pada Anak


Gambar ilustrasi (rockingmama.id)
Ini itu, semua yang dilakukan anak diatur oleh orang tua.

Ingat, anak punya potensi sendiri untuk berkembang dan mengenali lingkungan sekitarnya. Mereka bukan robot yang seenaknya saja bisa kita program.

Kalau sudah tau dampak buruknya, jangan pernah nyesel kalau masih saja "lebay" mengasuh anak!

Hyper-parenting atau pola asuh "lebay" (berlebihan), Hal tersebut merupakan pola asuh di mana orang tua selalu menuntut anak sesuai keinginan orang tua.

Alvin Rosenfeld, psikiater lulusan Cornell University and Harvard University menyebutkan pola hyper-parenting sebagai pola asuh fasis dan menjauhkan anak dan orangtua dari hal-hal menyenangkan yang seharusnya bisa mereka lakukan.

Menurut pakar lain, Terri Apter, seorang ahli psikiatri remaja dari Newnham College, Cambridge, kecenderungan orang tua untuk "memaksa sempurna" anak-anaknya ini dipicu oleh motivasi dan tuntutan yang dibentuk oleh lingkungan sekitarnya.

"Ada anggapan bahwa hal ini adalah pola asuh baru, di mana orangtua harus mengeluarkan semua potensi anak di usia muda, jika orangtua tidak mau kecewa di kemudian hari," kata Apter.

Apa dampak negatif dari pengasuhan "lebay" ini terhadap perkembangan anak?

Dikutip dari kompas.com, Forum Sahabat Keluarga dari Kemendikbud menyebutkan ada 6 dampak negatif dari pola asuh ini:

1. Kurang terampil bersosialisasi

Nurul Mufidah dan Muhammad Rifqi dalam penelitiannya yang berjudul " Hyper-parenting Effects Toward Child’s Personality in Stephen King’s Novel Carrie", menemukan sejumlah dampak negatif dari penerapan pola asuh anak ini.

"Hyper-parenting akan membuat anak kurang percaya diri, kurang mandiri, mudah menyerah, mudah cemas dan takut menghadapi dunia luar. Selain itu anak menjadi kurang terampil dalam bersosialisasi,” tulis kedua peneliti.

2. Emosi kaku dan sulit dikontrol

Menurut keduanya, hyper-parenting akan menyebabkan anak mempunyai emosi kaku dan sulit dikontrol.

Selain itu, anak yang terlalu terbebani dengan aturan dan tugas juga akan membuat tenaga dan pikirannya terkuras, yang bukannya tidak mungkin akan berujung pada masalah kesehatan si anak itu sendiri.

3. Gangguan aktivitas fisik

Hal ini dijelaskan oleh Ian Janssen dalam risetnya yang berjudul "Hyper-parenting is Negatively Associated with Physical Activity Among 7–12 Year Olds."

Penelitian yang melibatkan 724 orang tua dari anak berusia 7-12 tahun di Amerika Utara ini menerangkan bahwa pola asuh hiper ini akan menyebabkan dampak negatif pada aktivitas fisik anak.

Padahal, aktivitas fisik ini memainkan peran penting dalam menentukan kesehatan mental, fisik, dan sosial anak.

4. Terlalu penurut dan rentan depresi

Kebiasaan orang tua mengarahkan anaknya akan membuat anak menjadi terlalu penurut dan kurang bisa mengembangkan bakat dan potensinya sendiri.

Baca Juga:
Banyaknya tugas dari orang tua dan aturan-aturan yang membatasi gerak mereka berpotensi membuat anak tertekan, terbebani, dan rentan depresi.

5. Rentan menjadi korban perundungan

Stanford Dean dan Julie Lythcott-Haims dalam buku "How to Raise an Adult: Break Free of the Overparenting Trap and Prepare Your Kid for Success" menuliskan bahwa anak kurang mendapat kebebasan dari orangtua lebih rentan menjadi korban buli di sekolah ataupun lingkungannya.

Perundungan terjadi karena kurangnya kemampuan komunikasi antara anak dengan teman-teman.

Peraturan dan tugas yang diarahkan orangtua otomatis membuat anak menjadi lebih sibuk, sehingga perlahan akan abai dengan lingkungan sekitar.

Kesibukan yang dijalani anak akan membuat waktu bermain anak menjadi sangat kurang. Selain itu, ia secara perlahan ditarik dari lingkungan sosialnya.

Konsekuensinya, anak-anak ini akan kesulitan berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman sekitarnya.

6. Mudah terserang penyakit

Perilaku hyper-parenting juga mengarah pada pembatasan kegiatan anak dengan lingkungan bermainnya.

Sejumlah orang tua bahkan melarang anak-anaknya bermain di tempat-tempat kotor.

Celakanya, penelitian yang dipublikasi di Journal of Allergy and Clinical Immunology mencatat, anak-anak yang tinggal di rumah yang terlalu bersih justru lebih mudah menderita alergi dan asma.

Orangtua mungkin berpikir anaknya harus sehat sehingga mereka terlalu overprotektif menjaga mereka dari paparan kotoran, debu, jamur. Tapi nyatanya, kotoran adalah bagian dari pengembangan sistem kekebalan tubuh anak. Ketika orangtua menciptakan lingkungan yang steril untuk anak justru membentuk anak menjadi lebih mudah sakit,” jelas Todd Mahr, seorang ahli alergi dan imunologi.

Nah kalau sudah tau dampak buruknya seperti itu, apa masih mau lebay mengasuh anak?

Memang benar orang tua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik, bisa rangking di kelas, pinter bahasa Inggris, juara matematika dan lain sebagainya.

Namun, sekali lagi yang harus disadari orang tua, anak memiliki potensi sendiri.

Jangan lantas menjadikan hal tersebut sebagai obsesi, karena hal tersebut justru buruk bagi tumbuh kembang mereka.

Jika anak mempunyai keinginan lebih dalam belajar, kita sebagai orang tua wajib mendukung dan membimbingnya. Bukan berarti harus mengatur sesuai keinginan kita.

Demikian, semoga bermanfaat.

Jangan Ucapkan 13 Hal "Merusak Mental" ini ke Anak Kecil, Dampak Negatifnya Sangat Besar

Jangan Ucapkan 13 Hal "Merusak Mental" ini ke Anak Kecil, Dampak Negatifnya Sangat Besar

Mungkin orangtua anggap biasa, tapi tidak buat anak...

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Sayangnya, mereka nggak langsung lahir sebagai manusia-manusia yang bisa mengurusi dirinya sendiri. Terkadang kita nggak sadar bahwa dalam berinteraksi dengan mereka, bukannya membangun kita malah merusak mereka dengan kata-kata.


Image from idntimes.com

Anak-anak merupakan harta paling berharga bagi orang tua serta menjadi aset paling penting bagi sebuah bangsa. Sebelum memasuki usia dewasa, anak-anak tumbuh melalui banyak fase kehidupan.

Nah dalam fase-fase inilah peran orang tua dan orang-orang disekitarnya sangat diperlukan. Sebab apa yang didapatkan seorang anak selama fase pertumbuhan, hal itulah yang kemudian akan dia bawa hingga dewasa, seperti yang dilansir oleh idntimes.com

Kamu harus sadar benar, anak-anak memiliki mental yang rentan. Tak seperti orang dewasa yang mentalnya sudah terbentuk sempurna, anak-anak masih harus dibimbing dan diarahkan agar pertumbuhan mental tak terganggu.

Baca juga : Tak Salah Apa-apa, Murid di Daycare ini Dipukul Gurunya Hingga Terjengkal

Tapi terkadang masih saja ada orang dewasa yang justru “merusak mental” anak dengan melakukan hal-hal berikut ini.

1. “Nakal!”



Tidak bisa dipungkiri, kadang-kadang ada anak-anak yang kita nilai “lebih aktif” dari anak lainnya atau melakukan hal-hal yang menurut kita kurang baik. Kata yang paling sering kita lontarkan sekaligus paling berbahaya untuk mereka adalah “nakal”. Dengan mengucapkan kata ini, kita memberi label di alam bawah sadar mereka. Bukannya akan merubah diri, mereka malah akan mempercayai dan menghidupi bahwa dirinya memang nakal.

2. “Cengeng kamu.”



Bayangin kamu mau mengekspresikan rasa senang, tapi dikatain “berlebihan kamu”. Nggak enak kan? Memang kita nggak ingin mereka jadi anak manja, tapi dengan selalu menyuruh mereka berhenti menangis, secara tidak langsung kita mengajari mereka bahwa mengekspresikan emosi itu nggak boleh. Sedih itu salah. Akibatnya? Jadi anak-anak zombie deh. Susah berperasaan.

Baca juga : Sungguh Tragis,...Bocah ini Alami Kanker Darah Akibat Seringnya Bermain Ponsel

3. “Lihat aja ya sampai mama atau papamu pulang nanti.”



Ini nih, kebiasaan kita apalagi kalo kita jagain anak orang. Sebenarnya, ucapan seperti ini menunjukkan bahwa kita nggak punya otoritas, yang berarti anak tersebut masih berhak melakukan apapun sesuai keinginannya. Selain itu, ketika orang tuanya benar-benar pulang nanti, ia sudah akan lupa dengan perbuatannya, dan hukuman yang diberikan pun menjadi nggak valid.

4. “Kamu kenapa sih?!”



Ketika kita mengucapkan hal ini, kita seakan-akan mengimplikasikan bahwa dia anak yang nggak beres. Seharusnya kita memfokuskan pertanyaan kita pada perbuatannya, bukan dirinya sebagai manusia.

5. “Kamu bikin orang stres!”



Kita memaksanya untuk merasa bersalah. Pernyataan ini akan membuat anak itu merasa bertanggung jawab akan perasaan buruk yang dialami orang lain. Hal ini bisa membuatnya memiliki rasa percaya diri yang rendah dan susah berosialisasi di masa depan.

6.  “Gitu aja kok marah sih?”



Ini namanya kamu mengatakan bahwa cara pikirnya salah.

7. “Heh, kamu ___ sekarang, kalo nggak ___!!”



Ancaman, menggunakan rasa takut untuk ngintimidasi mereka. Intimidasi adalah bentuk agresivitas. Ancaman ini nggak hanya akan menumbuhkan rasa takut dalam dirinya, namun juga membuatnya mempelajari agresivitas.

Baca juga : Sering Diabaikan Ibu, 8 Gejala ini Dapat Menimbulkan Penyakit Berbahaya Bagi Bayi

8. “Pergi sana!”



Biasanya kita mengucapkan hal ini ketika kita merasa teranggu dalam aktivitas kita. Kata-kata seperti ini hanya akan membuat mereka mengerti bahwa tidak ada gunanya berbicara denganmu.

9. “Kenapa kamu nggak bisa kayak kakakmu?” atau mungkin “Kamu sama aja sama kakakmu”.



Ingat, kita pun memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Termasuk anak-anak. Kita nggak bisa mengekspektasikan atau menyatakan bahwa mereka semua berperilaku sama. Kalau ada kesalahan pun, mereka memang masih dalam tahap belajar. Kata-kata seperti ini sangat nggak relevan dalam konteks apa pun.

10. “Gitu aja nggak bisa.”



Sekali tepuk, dua lalat kena. Selamat, kamu mematikan potensi dan kepercayaan diri mereka.

11. “Kamu harusnya bisa lebih baik dari itu.”



Lebih baik kamu menghargai usahanya dengan mengatakan “wah, itu sudah bagus lho. Nanti kayaknya bisa baik lagi kalau..”. Dengan begitu, kamu menunjukkan bahwa usahanya tidak sia-sia; yang akan memicunya untuk berusaha lebih baik lagi.

12. “Wah, pinternya!”


Berkebalikan sama yang atas? Sebenarnya kata-kata semacam ini sangat sah kita ucapkan, namun bila diucapkan setiap saat malah bisa jadi berbahaya. Jangan ucapkan hal ini setiap saat kalau kamu nggak mau dia merasa apa pun yang ia lakukan pasti benar. Selain itu, bedakanlah pujianmu terhadap hal-hal simpel yang ia lakukan, dengan hal-hal yang benar-benar membutuhkan usaha.

13. “Aku benci kamu.”


Seakan-akan kamu mengatakan bahwa keberadaannya tidak diinginkan.

Kita yang lebih dewasa, kita yang lebih bisa menjaga sikap dan perkataan kita. Kadang kita memang niat balas dendam karena pengalaman masa kecil kita, tapi akan jauh lebih keren bila kita berusaha bantu mereka untuk jadi generasi yang lebih baik dari kita.

Cegah Anak Makan Jajanan ini, Karena Bahayanya Bisa Mendatangkan Penyakit Sangat Ganas

Cegah Anak Makan Jajanan ini, Karena Bahayanya Bisa Mendatangkan Penyakit Sangat Ganas

Bisa dianggap sepele, tapi bahayanya sangat besar

Anak-anak memang identik dengan kebiasaan beli jajan. Hal itu sudah dianggap lumrah oleh kebanyakan orang tua. Akan tetapi, juga perlu diperhatikan oleh orang tua jajanan yang di beli oleh anak. Bisa saja malah mendatakan penyakit yang sangat berbahaya.

Image from Serumpi.com

Kabar duka tengah berhembus dari artis cantik Denada lantaran putri kecilnya, Shakira Aurum kini harus dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura untuk menjalani perawatan intensif penyakit leukimia yang dideritanya.

Leukimia memang bukan penyakit baru di Indonesia, namun ketika penyakit mematikan tersebut menyerang anak-anak sungguh sangatlah memukul hati bagi para orangtua.

Seperti yang dilansir dari health.com, Kabar dari artis cantik Denada tersebut  tentu saja ini jadi berita mengejutkan, sekaligus jadi peringatan kita semua.

Pasalnya, penyakit serius ini bisa disebabkan oleh makanan. Lebih spesifik, makanan ini biasa jadi jajanan sehari-hari anak-anak. Simak info lebih lanjutnya di bawah ini.

Baca juga : Ternyata, Minum Langsung dari Dispenser Dapat Menimbulkan Penyakit Berbahaya

Salah satu makanan yang dapat memicu penyakit leukimia adalah aneka daging olahan. Banyak aneka daging olahan yang beredar di pasaran.

Misalnya saja sosis dengan aneka jenis, atau daging patty pada burger. Meski berakibat kurang baik bagi tubuh, makanan ini justru banyak digemari oleh anak-anak sebagai jajanan mereka.

Berdasarkan penelitian salah satu rumah sakit terbesar di Meksiko, anak-anak yang mengonsumsi produk daging olahan secara reguler akan rentan terkena leukimia 74% lebih besar daripada anak-anak lain yang mengonsumsi sayur dan tofu.


Pasalnya, daging olahan sebagian besar mengandung sodium nitrit dan nitrat. Dua bahan tersebut biasanya digunakan untuk preservatif sehingga makanan terlihat enak untuk dimakan.

Pada tahun 2009, sebuah penelitian menemukan bahwa 2 bahan tambahan ini ada erat kaitannya sebagai penyebab berkembangnya sel kanker, khususnya leukimia.

Baca juga : Terungkap, 9 Kandungan Ajaib Tauge yang Jarang Orang Ketahui

Sebenarnya, kedua bahan ini penting untuk ditambahkan karena juga bisa menurunkan resiko penyakit botulisme, yakni kondisi keracunan serius namun jarang terjadi.

Namun ketika seseorang mengkosumsi dua jenis makanan tersebut dalam jumlah yang cukup banyak, bahan tambahan ini bisa berbalik menjadi penyakit, salah satunya mengaktifkan sel kanker.

Hal ini terjadi lantaran sebenarnya di dalam tubuh nitrit bisa mengkonversi diri menjadi nitrosamin, yang merupakan bahan kimia karsinogenik atau pembentuk kanker.

Nah, mulai dari sekarang orang tua harus lebih aktiv dan teliti dalam mengawasi jajanan anak agar terhindar dari penyakit yang tak inginkan. semoga bermanfaat..

Kumpulan Kata-kata Buat Orang Tua yang Bikin Terharu

Kumpulan Kata-kata Buat Orang Tua yang Bikin Terharu


kata kata buat orang tua via kabarmakkah.com

Sudah sepantasnya kita sebagai anak memberikan kata kata buat orang tua sebagai ungkapan terima kasih. Lalu kata kata buat orang tua seperti apa yang bisa kita berikan? 

Kedua orangtua adalah sosok panutan kita, sebelum kita bersentuhan dengan dunia luar. Mereka adalah orang orang yang pertama yang kita tiru semua gerak geriknya saat masih menjadi anak-anak.

Sosok orang tua pasti juga tak bisa hilang dari benak kita semua karena sejak kita lahir hingga sekarang membutuhkan kasih sayang dari orang tua.

Atas dasar itu, pasti kalian ingin memberikan kata kata buat orang tua untuk menghargai setiap perjuangannya. Yuk simak kata-katanya pada artikel di bawah.

Baca Juga : Kumpulan Kata-kata Penyesalan yang Penuh Makna dan Menyedihkan

Kata Kata Mutiara Untuk Orang Tua 

Sosok orang tua seperti ibu dan ayah adalah sosok sangat-sangat penting bagi kehidupan kita. Berkat orang tua lah kita ada di dunia ini dan menjadi sosok yang kuat seperti sekarang ini. 

Orang tua adalah manusia pertama yang kita lihat ketika baru pertama kali datang di dunia, apalagi sosok ibu yang rela mengalami masa-masa sulit saat mengandung 9 bulan lamanya dan mempertaruhkan nyawanya ketika kita dilahirkan.

Kata-katabuat orang tua tak mungkin menggambarkan pengorbanan yang telah dilalui olehnya. Namun cobalah renungkan apa yang telah kamu berikan untuk mereka? senyuman serta rasa bangga atas anaknya itulah yang mereka cita-citakan. Jangan khianati mereka dengan perlakuan mu yang menyakiti perasaan nya.

ilustrasi kata kata buat orang tua via hawasyi.wordpress.co

“Walapun kamu dapat memberikan bulan dan bintang , dunia dan seluruh isinya , namun itu semua belum cukup untuk membalas kasih sayang, cinta dan pengorbanan seorang ibu”

“Orang tua rela untuk  menunda merasakan nikmat hari ini untuk melihat anaknya melihat nikmat dimasa depan”

“Orang tua anda tak pernah menyerah untuk membuat anda sukses dan menjadi orang olehnya itu . Janganlah menyerah untuk membesarkan cinta anda kepada orang tua.”

“Orang tua mencintai anak-anak mereka tanpa memerlukan sedikitpun  alasan. Sedangkan anak memerlukan sejumlah  alasan untuk mencintai orang tua mereka”

“Terimakasih IBU, karenamu aku memahami air mata. Dan karena engkau pula aku memahami cinta yang sebenarnya cinta yang tidak bisa diberikan oleh orang lain

” Tiada kata yang paling membahagikan, ketika ibu bilang “Jaga diri kamu baik-baik disana, jangan lupa Ibadah”.

ilustrasi kata kata buat orang tua via katakatabijakbaru.blogspot.com

“Ibu bagaikan pintu untuk jalan keluar semua masalah, dan Ayah adalah rumahnya untuk semua anak berlindung dari semua masalah”

“Pemandangan yang terindah dibandingkan semua panaroma alam yang ada dimuka bumi ini adalah melihat seorang Ibu dan Ayah yang bahagia”

“Ayah mampu menepis air matanya karena Tuhan memberi bahu yang kuat untuk menopang kesedihan”

“Ayah terimakasih buat semuanya. cinta tulus dan tanpa syarat darimu lah yang membuat saya bisa seperti sekarang ini”

“Jika cinta itu ialah rasa peduli, maka itu sebabnya ayah selalu menasihati tiap kesalahan anak-anaknya”

“Cinta Ayah itu terkadang tak akan terlihat, karena memang ia tak pandai untuk menunjukannya”

“Ibu, izinkan aku memeluk hatimu agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis”

ilustrasi kata kata buat orang tua via was-was.com

“Ibu ajari aku ikhlas, bagaimana saya  memandang masa lalu dan  demi tersenyumnya masa depanku”.

“Ibu adalah sahabat sejati, hanya ibulah yang tetap bersama kita dalam semua kesusahan, kesedihan dan saat tergelap dalam hidup kita”

“Hanya Seorang Ibu yg dapat dngan mudah tersenyum kepada anaknya & mengatakan semuanya baik2 saja, walaupun dia baru saja mendapat musibah”

“Ayah, pinjami aku hatimu, agar aku belajar bagaimana engkau menghadapi masalah tanpa mengeluh sedikit pun”

“Kenyamanan yang diberikan seorang ibu sangat berbeda dengan seorang ayah. Seorang ibu memberikan dengan kasih sayang penuh perasaan, namun seorang ayah memberikan kenyamanan dengan tenaga dan jiwa besarnya.”

“Bunda adalah bagaikan sebuah lagu yang tak pernah berakhir di hatiku, lagu itu memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan seluruh dirinya. Kadang-kadang saya lupa akan syair dari lagu itu, namun saya tak akan pernah dapat melupakan melodinya.“

“Siapakah yang mencintaiku dan akan mencintaiku selamanya dengan cinta yang tak mungkin lenyap oleh kesulitan, penderitaan dan kejahatan yang kuperbuat? Orang itu adalah kau, ibuku.“


Nah, itu tadi kata kata buat orang tua yang bisa kami bagikan. Meskipun masih ada beribu kata lainnya mampu mengungkapkan perasaan seorang anak terhadap orang tua bahkan tak bisa melupakan kasih sayang mereka meski berpisah.

Semoga kata kata buat orang tua di atas menyadarkan kita betapa hebatnya kedua orang tua yang kita miliki, dan kita patut bangga akan mereka. Semoga bermanfaat.

Cara Mendidik Anak Agar Berkarakter Lewat Metode Ki Hajar Dewantara

Cara Mendidik Anak Agar Berkarakter Lewat Metode Ki Hajar Dewantara

Merubah mindset pola asuh anak seiring berkembangnya zaman

Zaman sekarang kebanyakan orang tua terlalu sibuk mencari pola pikir yang terlalu ke barat baratan karena persepsi canggih buat kita adalah ilmu-ilmu dari luar negri.

Ternyata di negeri kita sendiri, sejak dulu, ada pola asuh didik yang luar biasa. Yang sesungguhnya sudah kita kenal sejak lama. Yaitu pola asuh didik dari bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara.


Image from google.com

Menjadi orang tua di jaman milenial seperti sekarang ini harus bisa lebih prepare dan tanggap dalam hal pola mengasuh anak-anak. Perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung lagi sangat besar mempengaruhi pola hidup sehari-hari, baik kita sendiri sebagai orang tua maupun untuk anak-anak.

Lingkungan pun ikut andil dalam merubah mindset pola asuh kita selama ini. Hal semacam ini bisa menjadi manfaat yang baik sekaligus bumerang yang sangat berbahaya untuk kita yang menjalankannya, seperti yang dilansir oleh kaskus.com

Menuntut kita untuk lebih selektif dan lebih cerewet yang (mungkin) sangat berseberangan dengan sifat asli kita sendiri.

Berdasarkan dari peristiwa diatas maka dibutuhkan semacam ilmu tentang mengasuh anak atau ilmu parenting. Ilmu Parenting memang sangat dibutuhkan untuk saat ini.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara menganut dan menyadur dari sumber manapun dan menerapkannya. Baik untuk anak kita sendiri maupun ketika saling share dengan teman dan kerabat.

Baca juga : Allah Sangat Benci, Orang yang Melarang Anak Tanpa Mencontohkan Perbuatan

Banyak sekali ilmu parenting yang didasarkan dari pengalaman pribadi tapi sekali lagi kita harus lebih selektif, karena hal tersebut tidak semuanya pas untuk diterapkan pada anak-anak.

Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, kita sudah sering mendengar istilah “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

Mungkin sebagian dari kita memang sangat hafal terkait kalimat yang sederhana ini, tapi banyak yang belum paham apa arti sebenarnya dan apa manfaatnya untuk kita sendiri.

Ing Ngarso Sung Tulodo artinya didepan memberi tauladan atau contoh. Untuk Balita, pelajaran yang diproses pertama kali adalah meniru perilaku orang disekitarnya.

Suka liat kan anak-anak senang berdandan meniru orang tuanya atau bertingkah laku selayaknya orang dewasa?  Nah apa yang kita lakukan di depan anak-anak akan sangat mudah diingat oleh anak-anak.

Jadi berikanlah contoh yang baik-baik didepan anak-anak sehingga apa yang dilakukan sama seperti yang kita inginkan. Oleh sebab itu, proses mendidik anak adalah proses pendewasaan diri bagi orang tua itu sendiri.

Karena apabila kita ingin anak kita berperilaku baik, maka yang lebih dahulu kita lakukan adalah memperbaiki diri sendiri.

Ing Madyo Mangun karso artinya ditengah memberikan semangat. Pada usia anak 6-12 tahun, mereka sedang asik-asiknya berteman. Berbincang seru dan bergaul dengan temannya adalah aktifitas yang paling disukai anak-anak diusia ini. Gampangnya, jadilah teman yang asik untuk anak-anak.

Kenapa jadi teman yang asik? Karena anak-anak susah bersahabat sama orang tua yang suka marah, cerewet, suka nyuruh2, dan menyebalkan. Terus kenapa juga harus bersahabat sama anak? Agar anak nyaman untuk bercerita dan meminta pendapat kepada orang tuanya.

Kalau anak nggak nyaman curhat sama orang tuanya, lalu kepada siapa anak akan meminta pendapat? Kepada siapa anak akan mempertanyakan hal-hal yang sensisitif? Bukankah orang tua adalah tempat paling aman untuk bertanya? Masalahnya, apakah orang tua sanggup jadi tempat paling nyaman untuk bercerita?

Tut Wuri Handayani artinya dibelakang memberi dorongan. Saat usia anak sudah diatas 12 tahun, anak sudah memiliki kewenangan atas dirinya sendiri. Segala tindakan yang dilakukan adalah berdasarkan keputusannya sendiri.

Untuk itu, penting menjadi seorang “konsultan hidup” dalam membimbing anak untuk belajar mengambil keputusan secara mandiri dan rasional.

Turunkan ego kita dan dengarkan terlebih dahulu keluh kesah mereka dan berikan masukan serta dorongan agar mampu memecahkan masalahnya sendiri terlebih dahulu sebelum bala bantuan datang dari kita sebagai orang tua.

Selain menjaga kenyamanan hubungan dengan anak, ini juga membantu anak belajar menghadapi resiko dari tiap keputusan yang dibuat. Untuk itulah, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup.

Baca juga : Pantas Saja Anak Zaman Sekarang Bandel-Bandel, Orangtuanya Malas Membacakan Doa Ini

Dari tiga metode diatas bisa kita simpulkan bahwa, pola mengasuh anak memang harus kita terapkan dari pengalaman pribadi kita sendiri selama ini.

Tanpa harus menyamakan dengan pola asuh dari orang tua kita terdahulu. Karena jamannya sudah berbeda maka kita harus lebih pintar-pintar dalam hal mencari-cari pola asuh anak. Agar tidak ada penyesalan dikemudian hari untuk anak-anak kita.

Semoga bermanfaat.

Allah Sangat Benci, Orang yang Melarang Anak Tanpa Mencontohkan Perbuatan

Allah Sangat Benci, Orang yang Melarang Anak Tanpa Mencontohkan Perbuatan


Gambar Renungan Bagi Orang Tua yang suka Memarahi anak, (indomuslim)

Orang tua seringkali melarang anak mereka melakukan suatu perbuatan yang tak baik ataupun perbuatan yang tak mereka kehendaki.

Namun, Orang tua juga sering lupa melaksanakan apa yang diperintahkan pada anak-anaknya.

Padahal Allah telah memperingatkan hal tersebut!

Masih banyak orang tua yang hanya melarang anak-anak mereka tanpa mencontohkannya dengan perbuatan.

Misalnya, orang tua melarang anak untuk berteriak-teriak namun mereka sendiri sering meninggikan nada suara mereka di rumah.

Padahal Allah sendiri mengajarkan umat Islam untuk tidak bersuara keras di rumah dan melirihkan suara.

Allah menjelaskan hal tersebut dalam Alquran surat Luqman ayat 19. Dalam ayat tersebut Allah berfirman,

وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

… dan lirihkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman [31] : 19)

Namun sayangnya, sebagian orang tua terkadang masih saja ada yang gemar meninggikan suaranya di dalam rumah.

Misalnya meninggikan suara dengan cacian dan makian ataupun menghardik istri dan juga anak-anak.

Dengan demikian, anak pasti akan berpikir mengapa mereka dilarang untuk berteriak-teriak sedangkan orang tua mereka sendiri gemar berteriak-teriak atau berkata keras di dalam rumah.

Begitu juga dalam hal lain, orang tua banyak meminta anaknya berbuat baik, padahal mereka sendiri tak mencontohkannya.

Jika orang tua berbuat demikian, maka ia sama saja seperti mengajarkan sesuatu hal namun ia sendiri tidak melakukannya.

Padahal Allah sungguh sangat membenci perbuatan seperti itu.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat Ash–Shaf ayat 2 dan 3. Dalam ayat tersebut Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ () كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash–Shaf: 2-3)

BACA JUGA: Astagfirullah! Pria Ini Tega Cabuli Calon Istri Anaknya 10 Kali, Alasannya Bikin Geram

Bahkan, hukuman atas perbuatan tersebut di akhirat kelak akan sangat pedih.

Sebab orang yang tak melakukan apa yang diajarkannya, maka ia akan mendapat siksaan pedih di akhirat, seperti dilansir dari islamidia.com.

Siksaan tersebut berupa dilempar ke neraka dengan usus yang keluar. Kelak ia akan memutari ususnya seperti seekor keledai yang sedang berputar-putar menarik alat giling gandum.

Rasulullah SAW pernah menceritakan hal tersebut dalam sebuah hadis. Beliau SAW bersabda,

Didatangkan seorang pria pada hari kiamat. Kemudian dia dilempar ke neraka. Ususnya keluar dan dia memutari ususnya bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik alat giling gandum. Penduduk neraka pun berkeliling mengelilinginya dan mengatakan, ‘Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu? Bukankah dahulu Engkau adalah orang yang memerintahkan kami melaksanakan yang ma’ruf dan melarang kami dari hal yang mungkar?‘ Kemudian dia menjawab, ‘Dahulu aku memang memerintahkan kalian pada yang ma’ruf (kebaikan), tetapi aku sendiri tidak melaksanakannya. Demikian juga, aku melarang kalian dari yang mungkar (keburukan), namun aku malah mengerjakannya’.” (HR. Bukhari)

Tak hanya itu, para orang tua juga wajib berhati-hati dengan perbuatannya.

Sebab anak-anak sangat mudah sekali meniru perilaku orang-orang dewasa di sekitarnya.

Sehingga jika orang tua memberikan contoh-contoh perilaku yang baik kepada anak, maka anak pun akan mencontoh perilaku-perilaku baik yang dicontohkan oleh orang tua.

BACA JUGA: Lewat Selembar Kertas, Ini Ungkapan Sedih Ibu yang Dianggap Menista Agama

Jika anak sering melihat orang tuanya berdzikir, bertahlil, bertahmid, dan bertasbih, maka ia pun akan mudah melafalkan Laa ilaaha illalloh, Subhanallah, dan Allahu akbar.

 Jika orang tua sering berpuasa Senin-Kamis dan melakukan salat berjamaah di masjid, sang anak pasti akan mulai meniru kebiasaan orang tuanya tersebut.

Demikianlah betapa sesungguhnya orang tua menjadi orang pertama yang ditiru perbuatannya oleh anak-anak mereka.

Sehingga hendaknya orang tua tidak hanya bisa melarang-larang anak mereka, namun hendaknya mereka mencontohkan perilaku-perilaku yang baik juga.