makam rasulullah via dutaislam.com
Islam mengajurkan umatnya berziarah ke Makam Rasulullah SAW di Madinah. Setiap orang yang berhaji dianjurkan berangkat ke Madinah untuk berziarah kepada Rasulullah. Namun, Ada beberapa adab dan larangan saat berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah.Beberapa hal ini sangat dilarang saat di makam Rasulullah.
Dilarang; Masih sekitar kisah madinah dan nabi muhammad, kali ini yang akan sedikit dibagikan kepada sahabat ihram adalah mengenai adab berziarah di Madinah, makam rasulullah terletak di komplek masjid Nabawi.Benar sekali Masjid ini menyimpan makam rasulullah dan Raudhah, sebuah taman yang diyakini adalah taman surga. Di sinilah kemudian banyak para jamaah haji maupun umroh datang melepas kerinduang kepada nabi tercinta.
Dari Ibnu Umar, telah bersabda Rasulullah Saw, “Barang siapa berziarah kepadaku setelah aku meninggal, maka seakan-akan ia berziarah pada waktu aku masih hidup.” (HR. Baihaqi, Daruqutni, dan Tabrani).
Subhanallah betapa besar kemudian karomah yang didapat selepas menziarahi makam rasulullah . Banyak hadits yang menguraikan keutamaan ziarah. Dalam hadits lain dikatakan, “Barang siapa datang menziarahiku tanpa tanpa tujuan lain kecuali untuk berziarah kepadaku, maka aku berhak menjadi pemberi syafaat baginya di hari kiamat.” (HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Umar).
Dari Hadits tersebut pula ditegaskan bahwa tidak diperkenankan memiliki niatan lain saat mengunjungi makam rasulullah selain ziarah, seperti meminta doa dan dengan sengaja meminta syafaat di hadapan makam rasulullah Saw.
Yang demikian jelas suatu yang dilarang keras karena akan menimbulkan kesan syirik. Selain itu apakah kira-kira yang dilarang saat berziarah ke makam rasulullah ?
Baca Juga : Mengenal Sifat-sifat Rasul Mulai dari Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz
Maka inilah adab saat berziarah ke makam Nabi Saw:
Santun, karena ia seorang Nabi pencipta peradabanHal yang pertama dan utama tentu menciptakan suasana tenang dan sopan oleh setiap jamaah. Saat memasukinya pun di sunnahkan menggunakan kaki kanan membaca do’a ma’tsur.
Pesan dari juru kunci makan nabi SAW saat berziarah disunnahkan pula mendatangi raudhoh (taman) terlebih dahulu untuk mengerjakan shalat sunnah tahiyyatul masjid dengan khusyuk.
Baru setelah usai mengerjakan sholat sunnah diperkenankan pergi ke makan Nabi Saw dengan menghadap kepadanya dan membelakangi kiblat untuk mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw.
Saat ingin kembali kemudianpun diperintahkan bergerak mundur sekitar satu hasta ke arah kanan untuk mengucapkan salam kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., lalu bergerak mundur lagi sekitar satu hasta ke arah kanan untuk mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab, lantas menghadap kiblat dan berdoa untuk dirinya, orang-orang yang dicintainya, sadara-saudaranya dan seluruh umat Islam.
Kekhususannya seorang peziarah hanya boleh mengeraskan suaranya hingga terdengar bagi dirinya saja. Dia juga harus menjauhi perbuatan mengusap-ngusap dan mencium makam rasulullah. Karena itu termasuk perkara yang dilarang oleh beliau.
Larangan Keras saat dalam Berziarah
Inilah akibat kecintaan yang berlebihan hingga membutakan alam sadar seorang umat.Apa yang dilakukan sebagian orang dalam berziarah, yakni mengusap-usap dinding kamar makam rasulullah , mengambil berkah dengannya, dan sebagainya, hal ini anat dilarang karena bid’ah atau perkara yang diada-adakan, yang lebih parah, lebih mungkar, dan lebih berat lagi ialah memohon kepada Nabi SAW agar dimudahkan dari segala kesulitan dan tercapainya segala harapan, maka hal ini merupakan syirik besar, yang mengeluarkannya dari agama.
Nabi sendiri saja tidak dapat mendatangkan manfaat maupun menolak madhorot terhadap dirinya sendiri, lalu bagaimana pula terhadap orang lain.
Ya benar sahabat ihram Nabi Muhammad adalah pemberi syafaat, namu itu kelak sat hari kiamat terhadap umatnya yang taat. Sedang makamnya? Beliau tidak mengetahui segala sesuatu yang ghaib.
Beliau meninggal dunia sebagaimana anak cucu Adam meninggal dunia. Beliau tidak mengatur sedikitpun dari alam raya ini selamanya. Allah Swt. berfirman kepada Rasulullah Saw.
“Katakankah (Muhammad), ‘Aku tidak kuasa menolak madharat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang dapat melindungiku dari (adzab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain-Nya.” (QS. Al-Jin: 21-22)
Jadi, Rasulullah adalah manusia yang membutuhkan Allah. Beliau tidak akan bisa berbuat sesuatu tanpa izin Allah. Kecuali kehenda Allah. Nabi muhammad adalah manusia yang dipelihara oleh Allah dan diberi beban sebagaimana beban yang diberikan kepada manusia lainnya.
Hanya saja beliau mempunyai kelebihan karena anugerah yang diberikan Allah kepadanya, yang tidak diberikan kepada orang lain sesudahnya.
Maka tak sepatutnya memohon dan meminta pada makamnya. Karena tak ada kuasa dan kekautan kecuali dar pada Allah SWT
No comments:
Post a Comment