Ibu, Maafkan Aku yang Pernah Berkata Kasar Pada Ibu

Posted by kabar terkini on


Dibentak anak lebih menyakitkan daripada melahirkannya, diolah dari freepik.com

Jika kalian pernah membentak ibu, segeralah minta maaf padanya.

Karena seperti inilah perasaan seorang ibu ketika di bentak oleh anaknya.

Berikut ini adalah cerita tentang bagaimana sakitnya perasaan ibu kita saat kita bentak, bahkan lebih sakit daripada saat ibu melahirkan kita.

Ibu, masakin air bu. Saya ingin mandi pakai air hangat, ” seseorang anak memohon ibunya menyiapkan air hangat untuk mandinya.

Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak.

Dengan suara lembut ibunya menyahut, “Iya, tunggu sebentar ya, sayang! ”

“Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama topik,. ” tutur sang anak.
Tak lama kemudian sang ibu sudah selesai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.

“Nak, air hangatnya sudah siap, ” ibu ini memberi tahu.

“Lama sekali sih, Bu…” sang anak sedikit membentak.

Sehabis selesai mandi dan kenakan pakaian rapi, sang anak berpamitan pada ibunya, “Bu, saya keluar dahulu ya, ingin jalan-jalan sama teman. ”

“Mau kemana nak? ” bertanya sang ibu.

“Kan sudah saya katakan, saya ingin keluar jalan-jalan sama teman, ” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.

Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal karena ibunya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangatlah lapar, di meja makan tidak ada makanan apapun.

Lebih dari satu waktu itu, ibunya datang sambil mengatakan salam, “Assalamu’ alaik­­um.. Nak, anda sudah pulang? Sudah dari tadi? ”

“Hah, ibu dari mana saja. Saya itu lapar, ingin makan tidak ada makanan di meja makan. Semestinya bila ibu ingin keluar ini masak dulu…” kata si anak dengan suara sangatlah lantang.

Sang ibu coba menuturkan sembari memegang tangan anaknya, “Begini sayang, anda janganlah geram dulu. Ibu tadi keluar bukanlah untuk masalah yg tidak penting, kamu belum tahukan kalau istrinya Pak Rahman meninggal? ”

“Meninggal? Padahal tidak sakit apa- apa kan, Bu? ” sang anak sedikit kaget, suara suaranya juga tidak tinggi lagi.

“Dia meninggal waktu Maghrib tadi. Dia meninggal dunia saat melahirkan anaknya. Anda harus juga tahu nak, seorang ibu ini bertaruh nyawa saat m3l4hirkan anaknya, ” ibu memberi penjelasan.

Hati sang anak mulai terketuk, dengan suara lirih ia ajukan pertanyaan pada ibunya, “Itu berarti, ibu saat m3l4hirkanku juga demikian? Ibu juga rasakan sakit yang luar biasa juga? ”

“Iya anakku. Saat ini ibu mesti berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit dari pada sebatas m3l4hirkanmu, nak, ” sang ibu menjawab.

“Apa ini, Bu? ” sang anak ingin tahu apa yang melebihi rasa sakit ibunya saat melahirkan dia.

Sang ibu tidak dapat menahan air mata yang mengalir dari tiap-tiap sudut matanya seraya berkata, “Rasa sakit waktu ibu melahirkanmu ini tidak seberapa, apabila di banding dengan rasa sakit yang ibu rasakan waktu dirimu membentak ibu dengan suara lantang, waktu kau menyakiti hati ibu, Nak. ”

BACA JUGA: Nyaris Jadi Duda Karena Istri Mengalami Pre-Eklampsia, Pria Ini Ingatkan Suami Lain

Anakku melahirkan adalah proses perjuangan hidup dan mati. Betapa tidak, saat proses melahirkan, sakitnya seperti 20 tulang patah bersamaan.

Kalau kemudian harus ada rasa sakit, bahkan kesakitan yang luar biasa, ibu tetap tersenyum bahagia justru beberapa detik setelah melewati rasa sakit itu.

Begitu kamu lahir dengan selamat, segala rasa sakit itu yang ibu alami seakan telah terbayar lunas. Wajah ibu mereka berseri-seri, bahkan di saat yang menunggui persalinan masih merasa penat.

Justru besarnya rasa sakit itulah yang membuat dirimu lebih bermakna. Ada perjuangan, ada pengorbanan dan tentunya ibu semakin menyayangimu.

Namun demikian anakku, ada yang lebih sakit dari pada saat ibu melahirkanmu. Yaitu ketika kamu mebentak ibumu.

Dunia seakan runtuh, perjuangan ibu melahirkanmu, merawatmu dan membesarkamu serasa sia-sia. Hati ibu terasa sakit, sungguh sakit. Hingga ibu tak bisa lagi berkata-kata, bahkan meneteskan air mata. ”

Si anak langsung menangis dan memohon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada ibunya.

Masih beranikah kita membentak ibu yang telah mempertaruhkan hidup matinya melahirkan kita?

Sungguh bersyukurlah jika sekarang ini ibu Anda masih ada, anda bisa meminta maaf langsung karena pernah menyakitinya.

Bayangkan bagaimana perasaan orang lain yang ibunya telah tiada. Mereka hanya bisa menangis meratapi kepergian ibunya tanpa sempat meminta maaf padanya.

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment