Penjelasan Lengkap Tentang Karies Gigi, Mulai dari Gejala, Faktor, Cara Pengobatan, Sampai Cara Pencegahannya

Posted by kabar terkini on


karies gigi via katalogibu.com

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.

Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Karies gigi mempengaruhi 60-90% anak sekolah dan sebagian besar orang dewasa.

Karies gigi disebabkan oleh sisa-sisa makanan dan gula pada permukaan gigi yang berubah membentuk asam oleh karena bakteri. Sebelum hal itu terjadi, mari kita ketahui gejala, faktor, pengobatan dan tindakan pencegahan karies gigi sedini mungkin.

Apa saja tanda-tanda dan gejala karies gigi?

ilustrasi ciri karies gigi via klinikjoydental.com

Ciri dan gejala karies gigi adalah:
  • Sakit gigi
  • Gigi sensitif
  • Nyeri ringan hingga tajam saat mengonsumsi makanan manis, panas, atau dingin
  • Lubang yang terlihat pada gigi
  • Noda berwarna cokelat, hitam, atau putih pada permukaan gigi
  • Nyeri saat Anda menggigit makanan.
  • Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda

Faktor-Faktor Penyebab Karies gigi

Menurut Alpers, (2006) karies gigi merupakan multifaktor dengan 4 faktor utama yang saling mempengaruhi yaitu hospes (saliva dan gigi), mikroorganisme, substrat atau diet, sebagai faktor tambahan yaitu waktu.

ilustrasi faktor karies gigi via manismanja.net

Faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi, antara lain:

1. Host (saliva)

Air liur yang sedikit mempermudah terjadinya karies karena fungsi saliva bukan saja sebagai pelumas yang membantu proses mengunyah makanan tetapi juga untuk melindungi gigi terhadap proses demineralisasi. Saliva ini berguna sebagai pembersih mulut dari sisa-sisa makanan termasuk karbohidrat yang mudah difermentasi oleh mikroorganisme mulut. Saliva juga bermanfaat untuk membersihkan asam-asam yang terbentuk akibat proses glikolisis karbohidrat oleh mikroorganisme (Kidd & Bechal, 1992)

2. Substrat (sukrosa)

Sukrosa adalah jenis karbohidrat yang merupakan media untuk pertumbuhan bakteri dan dapat meningkatkan koloni bakteri Streptococci mutans. Kandungan sukrosa dalam makanan seperti permen, coklat, makanan dengan manis merupakan faktor pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya akan meningkatkan proses terjadinya karies gigi (Kidd & Bechal, 1992).

3. Mikroorganisme

Type dari mikroorganisme yang berkoloni pada plak gigi. Dalam hal ini bakteri yang paling penting dan kariogenik adalah streptococcus mutans dan laktobacillus acidophilus (Fitrohpiyah, 2009). Bakteri memetabolisir sukrosa sehingga menghasilkan asam laktat yang akan menurunkan pH, jika pH turun dibawah 5,5 akan menyebabkan demineralisasi enamel yang akan berlanjut akan menghasilkan karies (Kidd & Bechal, 1992).

4. Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies memberikan tanda bahwa proses karies terdiri dari periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti, oleh sebab itu saliva ada dalam lingkungan gigi maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian dapat dilihat ada kesempatan untuk menghentikan terjadinya karies gigi (Kidd & Bechal, 1992).


Faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan secara tidak langsung dengan proses terjadinya karies, antara lain :

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin memperlihatkan terdapat perbedaan persentase karies pada jenis laki-laki sebesar 22,5% lebih rendah dibandingkan dengan perempuan sebesar 24,5% (Depkes, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sekar dkk tahun 2012 keterampilan menggosok gigi pada anak perempuan lebih baik dari pada anak laki-laki.

2. Usia

Usia sekolah adalah usia 6-12 tahun yng sering disebut sebagai masa- masa yang rawan, karena pada masa ini gigi susu mulai tanggal satu persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (Potter & Perry, 2005). Usia mempengaruhi perilaku seseorang sehingga mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka akan bertambah pula daya tangkap dan pola pikirnya (Sekar dkk, 2012).

3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

4. Kebiasaan menggosok gigi

Menurut Potter & Perry (2005), menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak. Dan tujuan menggosok gigi adalah membuang plak serta menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menyggosok gigi yang baik yaitu dengan gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang ringan, pusatkan pada daerah yang terdapat plak yaitu ditepi gusi (Rahmadhan, 2010).

Lalu, Bagaimana Cara Mengobati Karies Gigi? 

Kebanyakan dokter gigi akan merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk mengidentifikasi karies gigi dan kondisi kesehatan gigi lainnya sebelum keluhan bertambah berat. Makin cepat memeriksakan diri ke dokter, maka makin besar kemungkinan gigi pulih seperti semula dan mencegah progresifitasnya.

ilustrasi mengobati karies gigi via jornalibia.com.br

Pengobatan karies gigi tergantung dari seberapa berat kerusakan dan kondisi jaringan sekitar. Pilihan terapinya meliputi: 

1. Pemberian Fluoride

Jika karies gigi baru mulai terbentuk maka pemberian fluoride bisa membantu mengembalikan keadaan enamel gigi. Fluoride bisa berbentuk cairan, gel, busa atau varnish yang akan membersihkan gigi. Masing – masing treatment butuh waktu beberapa menit. 

2. Penambalan gigi

Penambalan gigi atau disebut restorasi merupakan terapi utama ketika karies gigi berkembang. Bahan tambalan terdiri dari berbagai macam jenis seperti resin, porselen, atau kombinasi beberapa bahan. 

3. Pemasangan mahkota gigi (Crowns)

Jika anda mengalami karies gigi yang luas, maka kemungkinan membutuhkan terapi dengan cara pemasangan mahkota gigi baru. Dokter gigi akan menggali gigi yang berlubang dan mengistirahatkannya sebentar untuk memastikan kondisinya baik. Crowns bisa terbuat dari emas, porselen, resin atau bahan lainnya 

4. Pembuatan saluran akar (Root canal)

Ketika karies gigi mencapai lapisan paling dalam gigi (pulpa), maka anda mungkin butuh terapi root canal. Terapi ini untuk memperbaiki dan menyelamatkan kerusakan gigi yang berat dari tindakan pencabutan gigi. Pulpa gigi yang bermasalah akan dibuang. Kemudian obat akan dimasukkan dalam saluran akar untuk membersihkannya dari segala kemungkinan infeksi. Kemudian pulpa diganti dengan material lain. 

5. Ekstraksi (pencabutan) gigi

Beberapa gigi yang mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa ditangani dengan pilihan terapi di atas, maka gigi tersebut harus dicabut. Jika gigi dicabut maka akan ada celah antara gigi sehingga dapat membuat gigi mengalami pergeseran. Oleh karena itu sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan pemasangan bridge atau pemasangan implan untuk mengganti gigi yang hilang.

Inilah Cara Pencegahan Karies Gigi

ilustrasi pencegahan karies gigi via bisikansehat.com
  1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur (kalau sikat gigi pagi setelah makan sebaiknya 30 menit - 1 jam setelah sarapan karena kalau baru selesai makan keadaan mulut masih asam sehingga jika disikat justru akan mengikis si gigi tersebut).
  2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.
  3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang manis seperti soda.
  4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
  5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
  6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.


Demikian penjelasan tentang karies gigi, semoga bisa bermanfaat agar kita bisa tahu cara pencegahannya secara dini dan terhindar dari penyakit.

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment