Hipotermia Adalah Sulitnya Adaptasi dalam Suhu Dingin, Ini Penjelasan Lengkapnya

Posted by kabar terkini on


Hipotermia via hellosehat.com

Hipotermia adalah? Simak penjelasannya berikut ini, dan kenali gejala, penyebab beserta cara mengatasinya.

Hipotermia termasuk kondisi kesehatan yang membutuhkan penanganan medis darurat. Keadaan ini terjadi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal. Hipotermia adalah kondisi berbahaya yang mematikan.

Apa sih arti hipotermia itu? Apa saja yang jadi penyebabnya? Simak jawabannya di artikel ini.

Para pendaki gunung rentan sekali terserang penyakit hipotermia. Sebenarnya penyakit apakah ini? Cari tahu gejala dan penyebab hiportemia.

Penyakit hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi saat tubuh kehilangan panas dengan cepat. Kenali gejala dan penyebab hipotermia. Penyebab hipotermia dapat Anda simak dan kenali dengan seksama. Ketahui juga bagaimana cara pencegahannya supaya tidak terserang hipotermia.


Gejala hipotermia via bobo.grid.id

Hipotermia adalah kondisi kesehatan yang membutuhkan penanganan medis darurat. Keadaan ini terjadi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35°C. 

Saat temperatur tubuh berada jauh di bawah titik normal, sistem persarafan dan fungsi organ lain dalam tubuh akan mulai terganggu. Apabila tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan kegagalan sistem pernafasan dan sistem sirkulasi (jantung), dan akhirnya menyebabkan kematian.

Penyebab Hipotermia:

  • Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.
  • Berada terlalu lama di tempat dingin.
  • Jatuh ke kolam.
  • Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
  • Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah (khususnya bagi manula dan bayi).

Jenis-jenis Hipotermia:

  • Hipotermia akut atau imersi. Kondisi ini terjadi apabila seseorang kehilangan panas tubuh secara mendadak dan sangat cepat, contohnya saat seseorang jatuh ke kolam yang dingin.
  • Hipotermia akibat kelelahan. Pada kondisi yang terlalu lemah, tubuh tidak akan mampu menghasilkan panas, sehingga orang tersebut akan jatuh pada kondisi hipotermia.
  • Hipotermia kronis. Jenis ini terjadi bila panas tubuh menghilang secara perlahan. Kondisi ini umum terjadi pada lansia yang tinggal di ruangan dengan kehangatan yang kurang, atau pada tunawisma yang tidur di luar ruangan.

Gejala-gejala Hipotermia:

Gejala hipotermia sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang muncul tergantung pada seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya.

Bayi yang mengalami hipotermia bisa terlihat sehat, tapi kulitnya akan terasa dingin dan terlihat kemerahan. Bayi juga cenderung sangat diam, terlihat lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.

Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan-lahan sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami hipotermia ringan akan menunjukkan gejala yang meliputi menggigil yang disertai rasa lelah, lemas, pusing, lapar, mual, kulit yang dingin atau pucat, dan napas yang cepat.

Jika suhu tubuh terus menurun hingga di bawah 32°C, tubuh pengidap hipotermia biasanya tidak bisa memicu respons menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah.

Pengidap serangan hipotermia tingkat menengah (suhu tubuh 28-32°C) akan mengalami gejala-gejala berupa:
  • Mengantuk atau lemas.
  • Bicara tidak jelas atau bergumam.
  • Linglung dan bingung.
  • Kehilangan akal sehat, misalnya membuka pakaian meski sedang kedinginan.
  • Sulit bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
  • Napas yang pelan dan pendek.
  • Tingkat kesadaran yang terus menurun.

Apabila tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan berpotensi memicu hiportemia yang parah dengan suhu tubuh 28°C ke bawah. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala berikut:
  • Pingsan.
  • Denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak ada denyut nadi.
  • Pupil mata yang melebar.
  • Napas yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.
  • Jika anak atau ada anggota keluarga Anda yang mengalami gejala-gejala tersebut, bawalah secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan darurat.

Pencegahan Hipotermia:

  1. Menjaga agar tubuh tetap kering. Segera ganti pakaian Anda yang basah karena akan menyerap panas tubuh Anda.
  2. Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan kegiatan, terutama bagi Anda yang gemar mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Gunakanlah pakaian dari bahan yang dapat menjaga kehangatan tubuh sekaligus menyerap keringat, misalnya wol. Hindari pakaian berbahan katun. Gunakan jaket yang tahan angin dan air.
  3. Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, serta sepatu bot.
  4. Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh, tapi jangan sampai berkeringat berlebihan. Jika terkena angin, baju yang basah karena keringat dapat menurunkan panas tubuh.
  5. Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein.

Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena serangan hipotermia dibandingkan orang dewasa. Karena itu, Anda perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar mereka terhindar dari hipotermia. Di antaranya adalah:
  1. Berikan pakaian atau jaket tambahan agar lapisan perlindungan mereka lebih tebal.
  2. Jangan biarkan bayi Anda tidur di ruangan dengan suhu terlalu dingin.
  3. Jangan biarkan anak Anda bermain di luar saat hujan atau cuaca dingin. Segera bawa anak Anda masuk ketika mulai menggigil.

Menghindari dan membentengi diri dari udara dingin akan membantu kita untuk mencegah serangan hipotermia yang berpotensi fatal. Sabaiknya kita selalu menjaga suhu tubuh kita agar tidak terkena hiportemia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment